Sabtu, 10 Februari 2018

Penganten Rang Bunian (Part 66)



“Eh... Abang. Pakai ketuk-ketuk pintu segala. Mau menggoda, ya...” sapa Siti yang datang menghampirinya. Diraihnya lengan Sahrul dan membawanya kedalam.
“Ampunkan aku, Siti. Aku telah mengkhianati dan meninggalkanmu begitu lama tanpa kepastian” kata Sahrul dengan deraian air mata di pipinya. Sementara tubuhnya berlutut dan kedua tangannya memeluk kaki Siti yang tentu saja begitu kaget mendapatkan perlakuan yang tak terduga itu.
“Apa-apaan ini, Bang. Kok pakai nangis segala. Sudah ah bercandanya” katanya sembari menarik kakinya yang hampir oleng oleh ulah Sahrul yang begitu tiba-tiba itu.

Penganten Rang Bunian (Part 65)



“Apa yang akan aku sampaikan kepada orang itu seandainya dia bertanya padaku, ya?” pikir hatinya. Namun terus saja dilaluinya jalan itu lambat laun dikenalinya orang yang sedang menyiangi rumput disawahnya itu. Rupanya Bapak itu adalah Pak Ilyas pemilik sawah yang dilaluinya itu. Dilihat dari perawakan dan raut wajah Pak Ilyas tidak tampak penuaan. Bahkan orang tua itu masih seperti dulu juga. Tegar.
Tampak Pak Ilyas berhenti menyiangi sawahnya ketika Sahrul hendak lewat di depannya. Dengan dada berdebar Sahrul melewati jalan itu.