Minggu, 13 September 2015

Penganten Rang Bunian (Part 53)


“Hamba mengerti. Hamba hanya khawatir dan mementingkan diri sendiri. Lagi pula.... bukankah Sang Ratu sendiri akan dirugikan dengan pemberkatan itu. Pijatan hamba tidak akan efektif lagi kalau ternyata hamba sendiri tidak diperkenankan untuk menikmati tubuh orang yang hamba pijat itu” kata Mayang masih berusaha mempengaruhi keputusan Sang Ratu.
“Lalu bagaimana sekarang? Apa mungkin aku akan meralat keputusan yang sudah aku buat sendiri. Apa kata hambaku nanti kalau terhadap Sahrul ada pengecualian?”

Jumat, 11 September 2015

Penganten Rang Bunian (Part 52)



Lama permainana itu baru usai, sementara hari sudah menjelang sore. Dengan setengah memaksa Bandri menarik tangan istrinya untuk segera berlalu menuju istana Sang Ratu.
Di istana, Bandri dan Ratih diterima oleh Mayang untuk menanyai maksud dan tujuan mereka menghadap Sang Ratu. Secara lengkap Bandri menceritakan perkembangan sikap Sahrul yang dinilainya sangat berubah dan jauh dari apa yang mereka khawatirkan.
“Baguslah kalau begitu. Sebaiknya kita laporkan saja masalah ini kepada Sang Ratu segera” ajak Mayang. Terlihat secercah kegembiraan diwajah cantik Mayang yang rupanya merasa beruntung juga atas keputusan Sahrul untuk menetap di kampung itu tanpa diperintah oleh Sang Ratu secara ghaib melalui pemberkatan menjadi warga abadi.
“Kami juga ingin melaporkan persiapan pemberkatan pada malam purnama penuh beberapa hari lagi, Putri” tambah Bandri. Namun kali ini laporan yang diberikan Bandri agaknya menyurutkan kegembiraan yang tadi terpancar di wajah Mayang.

Kamis, 10 September 2015

Penganten Rang Bunian (Part 51)



“Aku memiliki keluarga di Lubuk Pisang itu”
“Tapi abang juga memiliki keluarga disini. Kembalilah. Jangan biarkan kami dalam kesedihan jika abang pergi. Lebih baik kita membina hubungan dalam keluarga bahagia kita di Lubuk Lungun ini” bujuk Ranti terus mempengaruhi pikiran suaminya.
“Tapi aku juga punya keluarga di Lubuk Pisang, Ranti. Aku tak tahu bagaimana nasib mereka sekarang. Apakah mereka masih hidup dan baik-baik saja?” ulangnya lagi.
“Mereka baik-baik saja, Bang. Dan mereka juga sudah bahagia. Lebih baik abang tetap tinggal disini”

Penganten Rang Bunian (Part 50)



“Celaka. Jalannya terbentang luas. Ada apa ini” tanya Bandri tak habis pikir.
“Nampaknya Bang Sahrul menemukan jawaban dari pertanyaannya selama ini tentang jalan ini. Tolonglah, yah. Kita harus melakukan sesuatu untuk menutupnya” pinta Ranti.
Nampak sekali kekhawatiran di wajahnya yang mulai memucat mendapatkan kenyataan di luar dugaan ini. Betapa tidak. Dia yang tinggal beberapa hari lagi akan menikmati kehidupan abadi dengan orang yang dicintainya tiba-tiba saja terganggu oleh terbentangnya jalan itu.

Rabu, 09 September 2015

Penganten Rang Bunian (Part 49)



Dengan penuh perhatian Sahrul mendekap Ratih yang dirundung kedukaan yang teramat dalam. Sangat dipahaminya perasaan yang sedang berkecamuk dihati Ratih. Bagaimanapun juga Ratih adalah wanita istimewa yang memiliki perhatian dan permainan dengan ciri khas tersendiri yang tak akan mungkin dilupakan Sahrul. Apalagi selama ini antara dia dengan Ratih sudah terjalin cinta yang dilandasi saling membutuhkan kehangatan dalam permainan yang menggairahkan.
“Aku memahami kekhawatiranmu. Karena kekhawatiranmu adalah ketakutan bagiku. Aku tidak sedikitpun menginginkan terjadinya perpisahan ini. Kenapa ini harus menimpa kita? Kenapa aku harus kehilangan kehangatanmu? Bukankah tanpa menjadi suaminya yang abadipun, Ranti tetap mendapatkan kehangatan dan permainan dariku?” tanya Sahrul tak habis pikir. Sebetulnya semua itu diungkapkannya hanya untuk mengetahui maksud dibalik semua keputusan Sang Ratu yang dianggapnya sangat aneh itu. Bukankah selama ini dia sudah menjadi suami bagi Ranti. Dan bukankah selama ini dia telah melakukan kewajibannya sebagai seorang suami sebagaimana yang ditegaskan Mayang kepadanya sewaktu dia pertama kali melakukan pengabdian kepada Sang Ratu dan Mayang? Mengapa harus ada istilah suami abadi?

Selasa, 08 September 2015

Penganten Rang Bunian (Part 48)



Ratih yang mengerti benar akan kondisi menantunya, sesampainya dirumah segera saja menyuguhkan ramuan mujarab untuk memulihkan kembali tenaga Sahrul dan meningkatkan secara drastis gejolak birahinya.
Sementara usai memberikan ramuan itu, Ratih telah pula mempersiapkan diri di kamarnya untuk menghadapi serangan birahi Sahrul yang sudah dipulihkannya melalui ramuan perangsang yang super dahsyat itu.
Lama menunggu dalam keadaan tubuh yang sudah bugil, namun Sahrul tak kunjung muncul yang tentu saja membuat Ratih merasa curiga akan hasil kerja ramuan mujarab yang diberikannya tadi.

Senin, 07 September 2015

Penganten Rang Bunian (Part 47)



Sebagaimana biasa, hari itu Sahrul kembali berangkat ke istana untuk melakukan pengabdian yang setiap minggu dilakukannya pada Sang Ratu dan Mayang. Dengan wajah ceria seperti biasa, Ranti melepas kepergian suaminya yang akan melakukan pengabdian kepada junjungan mereka. Tidak tampak perubahan diraut muka Ranti yang cantik itu akan kepergian suaminya kali ini. Bagaimanapun juga dia harus tetap bersikap biasa-biasa saja agar tidak menimbulkan kecurigaan Sahrul. Apalagi waku untuk menghapus kemungkinan Sahrul mengingat semua masa lalunya tinggal beberapa hari lagi. Usai pemberkatan Sahrul sebagai suami abadinya nanti, tentu Sahrul tidak akan pernah lagi memiliki kesempatan  untuk memikirkan kampung halaman dan asal usulnya karena Sang Ratu telah campur tangan dengan menghilangkan kenangan masa lalu di benak Sahrul yang selama ini masih juga tertutupi. Dengan adanya pemberkatan itu nantinya, pikiran dan kenangan masa lalu yang ada di benak Sahrul bukan lagi ditutupi secara magic, namun akan dibuang oleh Sang Ratu agar tidak ada satu halpun yang akan mengingatkannya untuk mengingat kampung halaman dan masa lalunya yang masih kabur.

Minggu, 06 September 2015

Penganten Rang Bunian (Part 46)



Sebenarnya Ranti sadar akan berkurangnya secara drastis kemampuan seks suaminya kalau hubungan mereka harus diabadikan sebagaimana hubungan keluarga di kaum itu. Namun apa boleh buat, dirinya yang sudah terlanjur mencintai lelaki perkasa itu mau tak mau harus menerima Sahrul sebagai suami abadinya dengan kemampuan seks yang sangat terbatas daripada dia harus kehilangan Sahrul yang suatu waktu bisa saja kembali ingat akan kampung halamannya dan bermaksud untuk pulang. Kejadian sedih yang menimpa Sang Ratu ketika ditinggal begitu saja oleh suaminya yang belum diberkati menjadi suami abadi nampaknya tidak ingin dialami oleh Ranti sehingga dia harus berani mengambil resiko untuk kehilangan kegairahan hidup bersama dengan suaminya yang biasanya sangat menggebu-gebu dalam berhubungan seks.