Rabu, 09 September 2015

Penganten Rang Bunian (Part 49)



Dengan penuh perhatian Sahrul mendekap Ratih yang dirundung kedukaan yang teramat dalam. Sangat dipahaminya perasaan yang sedang berkecamuk dihati Ratih. Bagaimanapun juga Ratih adalah wanita istimewa yang memiliki perhatian dan permainan dengan ciri khas tersendiri yang tak akan mungkin dilupakan Sahrul. Apalagi selama ini antara dia dengan Ratih sudah terjalin cinta yang dilandasi saling membutuhkan kehangatan dalam permainan yang menggairahkan.
“Aku memahami kekhawatiranmu. Karena kekhawatiranmu adalah ketakutan bagiku. Aku tidak sedikitpun menginginkan terjadinya perpisahan ini. Kenapa ini harus menimpa kita? Kenapa aku harus kehilangan kehangatanmu? Bukankah tanpa menjadi suaminya yang abadipun, Ranti tetap mendapatkan kehangatan dan permainan dariku?” tanya Sahrul tak habis pikir. Sebetulnya semua itu diungkapkannya hanya untuk mengetahui maksud dibalik semua keputusan Sang Ratu yang dianggapnya sangat aneh itu. Bukankah selama ini dia sudah menjadi suami bagi Ranti. Dan bukankah selama ini dia telah melakukan kewajibannya sebagai seorang suami sebagaimana yang ditegaskan Mayang kepadanya sewaktu dia pertama kali melakukan pengabdian kepada Sang Ratu dan Mayang? Mengapa harus ada istilah suami abadi?

Agar seluruh pertanyaan dibenaknya itu mendapat jawaban yang pasti, otaknya bekerja keras mencari cara guna mengetahui semua masalah itu dari mulut Ratih. Tentu saja untuk memberikan jawaban yang tidak disadari oleh Ratih harus dilakukan permainan panjang yang membuat Ratih terbuai dan lupa akan larangan suaminya untuk menceritakan semuanya pada Sahrul.
“Ayolah sayang. Aku akan memenuhi semua keinginanmu untuk melakukan permainan yang berkesan. Tapi sebenarnya dilubuk hatiku yang paling dalam tidak sedikitpun keinginanku untuk meninggalkan kamu. Aku sebetulnya tak rela dengan keputusan yang diberikn Sang Ratu. Pantaslah Sang Ratu dan Mayang menahanku begitu lama. Rupanya mereka menginginkan permainan yang berkesan dariku. Kalau saja hal itu disampaikan kepadaku, tentu aku akan memilih  untuk melayanimu lebih lama tanpa harus menghamburkan tenagaku dalam permainan panjang dengan Sang Ratu dan Mayang” rayunya.
Ratih hanya terdiam dalam haru yang begitu dalam. Tidak disangkanya kalau kekhawatirannya adalah ketakutan bagi Sahrul . Rupanya selama ini Sahrul sangat menginginkan hubungan yang abadi dengan dirinya. Dinikmatinya betul kemesraan yang diberikan Sahrul dengan sepenuh hati. Setiap sentuhan yang diberikan Sahrul sangat berarti bagi Ratih sehingga tanpa terasa dia begitu menikmati permainan ini. Bahkan belum terlalu lama dia sudah mencapai puncak kenikmatan dan meregang dalam kahangatan dekapan Sahrul. Usai permainan itu, justru Sahrul  yang mengajukan niatnya untuk kembali melanjutkan permainan itu yang tentu saja merupakan berita gembira bagi Ratih. Tidak disadarinya kalau pelayanan penuh kelembutan yang diberikan Sahrul itu bertujuan untuk mengorek seluruh kekhawatiran Ranti yang menjadi dasar bagi Sang Ratu untuk memberkati Sahrul menjadi suami abadi Ranti.
Gayung berambut. Dalam kemesraan permainan yang diberikan Sahrul itu tanpa sadar Ratih telah menceritakan kekhawatiran yang dirasakan Ranti yang membuat dia melaporkan kejadian dimana Sahrul begitu memikirkan jalan itu sehingga akhirnya Sang Ratu mengambil keputusan untuk memberkati Sahrul menjadi suami abadi Ranti dan warga tetap di kampung itu.
“Aku tak pernah berniat untuk mengetahui apa yang dikhawatirkan istriku tentang jalan masuk itu. Walaupun aku tahu jalan masuk itu apa dan dari mana, aku tak akan mungkin mau meninggalkan kalian yang begitu memberiku kenikmatan hidup yang sangat berarti seperti ini. Tapi, ya.... sudahlah. Bagaimanapun juga sekarang keputusan Sang Ratu sudah keluar. Dan bulan purnama penuh tinggal beberapa hari lagi. Lebih baik kita nikmati saja waktu yang tersisa ini” katanya seakan pasrah dengan takdir yang sebenarnya tidak diketahuinya penyebabnya itu.
“Apa betul kamu tidak tahu dan tidak ingin tahu tentang jalan masuk itu” tanya Ratih tiba-tiba yang tentu saja membuat Sahrul sangat senang karena pancingannya mengena.
“Untuk apa? Dan kalaupun aku tahu, aku tak akan mau kok meninggalkan kamu disini” jawabnya acuh namun membuat Ratih menjadi penasaran untuk menceritakannya.
“Jalan masuk yang selama ini kamu pikirkan itu adalah jalan dimana kamu pertama kali masuk ke kampung ini dari kampung halamanmu sendiri” kata Ratih berusaha menjelaskan.
“Sudahlah. Tak ada gunanya juga aku mengetahuinya. Karena selama ini aku hanya tahu kalau aku orang sini” potong Sahrul . Sebenarnya dia sangat penasaran untuk mengetahui  kelanjutan dari keterangan Ratih. Namun disadarinya kalau dia masih memiliki kesempatan beberapa hari ini untuk mengorek keterangan dari mulut Ratih. Justru kalau dia menunjukkan antusiasmenya pada jalan masuk itu akan membuat Ratih curiga dan tidak jadi menceritakannya. Kali ini Sahrul harus benar-benar pandai memasang tak tik agar tanpa diminta Ratih menceritakan seluruhny pada dia akan latar belakang dia sampai ke kampung ini dan dari mana dia berasal kalau memang bukan dari kampung ini.
Benar saja. Kesabarana Sahrul untuk mengetahui seluruh kisah yang menyebabkan dia berada di kampung itu tanpa disadari telah meluncur dari mulut Ratih yang begitu terbuai oleh kemesraan yang diberikan Sahrul. Tidak sedikitpun Ratih menyadari kalau dia telah melanggar larangan suaminya dan Sang Ratu untuk tidak menceritakan kepada Sahrul akan hanya jalan masuk itu. Karena Sahrul begitu meyakinkan tidak akan terpengaruh dengan kenyataan masa lalunya itu yang menyebabkan Ratih tanpa sadar menceritakannya. Tak terbayang sedikitpun olehnya hasil dari cerita itu akan berbeda.
Dengan penuh cinta dan kemesraan, Sahrul mengantarkan Ratih tertidur dalam dekapan kehangatan yang diberikannya. Begitu dia yakin akan lelapnya tidur Ratih, Sahrul bergegas meninggalkan rumah itu untuk menyusul Ranti dan Bandri yang diyakininya sedang melakukan semedi yang bertujuan untuk menutup ingatannya akan kenangan masa lalu dan jalan masuk itu. Sambil berjalan menuju jalan itu, pikiran Sahrul terus menerus tertuju pada masa lalunya yang masih samar-samar. Diperasnya terus otaknya untuk mengetahui ikhwal kampung halamannya yang menurut Ratih melalui jalan masuk itu.
 Sementara di jalan masuk yang dipikirkan Sahrul itu, Ranti dan Bandri tengah sibuk melakukan semedi untuk menutup jalan itu dari pikiran Sahrul. Tiba-tiba saja kedua anak beranak itu terkejut mendapatkan kenyataan kalau jalan itu secara tiba-tiba terbuka lebar dan jauh diluar perkiraan mereka.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar