Dengan penuh perhatian
Sahrul mendekap Ratih yang dirundung kedukaan yang teramat dalam. Sangat
dipahaminya perasaan yang sedang berkecamuk dihati Ratih. Bagaimanapun juga
Ratih adalah wanita istimewa yang memiliki perhatian dan permainan dengan ciri
khas tersendiri yang tak akan mungkin dilupakan Sahrul. Apalagi selama ini
antara dia dengan Ratih sudah terjalin cinta yang dilandasi saling membutuhkan
kehangatan dalam permainan yang menggairahkan.
“Aku memahami
kekhawatiranmu. Karena kekhawatiranmu adalah ketakutan bagiku. Aku tidak
sedikitpun menginginkan terjadinya perpisahan ini. Kenapa ini harus menimpa
kita? Kenapa aku harus kehilangan kehangatanmu? Bukankah tanpa menjadi suaminya
yang abadipun, Ranti tetap mendapatkan kehangatan dan permainan dariku?” tanya
Sahrul tak habis pikir. Sebetulnya semua itu diungkapkannya hanya untuk
mengetahui maksud dibalik semua keputusan Sang Ratu yang dianggapnya sangat
aneh itu. Bukankah selama ini dia sudah menjadi suami bagi Ranti. Dan bukankah
selama ini dia telah melakukan kewajibannya sebagai seorang suami sebagaimana
yang ditegaskan Mayang kepadanya sewaktu dia pertama kali melakukan pengabdian
kepada Sang Ratu dan Mayang? Mengapa harus ada istilah suami abadi?
Agar seluruh
pertanyaan dibenaknya itu mendapat jawaban yang pasti, otaknya bekerja keras
mencari cara guna mengetahui semua masalah itu dari mulut Ratih. Tentu saja
untuk memberikan jawaban yang tidak disadari oleh Ratih harus dilakukan
permainan panjang yang membuat Ratih terbuai dan lupa akan larangan suaminya
untuk menceritakan semuanya pada Sahrul.
“Ayolah sayang. Aku
akan memenuhi semua keinginanmu untuk melakukan permainan yang berkesan. Tapi
sebenarnya dilubuk hatiku yang paling dalam tidak sedikitpun keinginanku untuk
meninggalkan kamu. Aku sebetulnya tak rela dengan keputusan yang diberikn Sang
Ratu. Pantaslah Sang Ratu dan Mayang menahanku begitu lama. Rupanya mereka
menginginkan permainan yang berkesan dariku. Kalau saja hal itu disampaikan kepadaku,
tentu aku akan memilih untuk melayanimu
lebih lama tanpa harus menghamburkan tenagaku dalam permainan panjang dengan Sang
Ratu dan Mayang” rayunya.
Ratih hanya terdiam
dalam haru yang begitu dalam. Tidak disangkanya kalau kekhawatirannya adalah
ketakutan bagi Sahrul . Rupanya selama ini Sahrul sangat menginginkan hubungan
yang abadi dengan dirinya. Dinikmatinya betul kemesraan yang diberikan Sahrul
dengan sepenuh hati. Setiap sentuhan yang diberikan Sahrul sangat berarti bagi
Ratih sehingga tanpa terasa dia begitu menikmati permainan ini. Bahkan belum
terlalu lama dia sudah mencapai puncak kenikmatan dan meregang dalam kahangatan
dekapan Sahrul. Usai permainan itu, justru Sahrul yang mengajukan niatnya untuk kembali
melanjutkan permainan itu yang tentu saja merupakan berita gembira bagi Ratih.
Tidak disadarinya kalau pelayanan penuh kelembutan yang diberikan Sahrul itu
bertujuan untuk mengorek seluruh kekhawatiran Ranti yang menjadi dasar bagi Sang
Ratu untuk memberkati Sahrul menjadi suami abadi Ranti.
Gayung berambut. Dalam
kemesraan permainan yang diberikan Sahrul itu tanpa sadar Ratih telah
menceritakan kekhawatiran yang dirasakan Ranti yang membuat dia melaporkan
kejadian dimana Sahrul begitu memikirkan jalan itu sehingga akhirnya Sang Ratu
mengambil keputusan untuk memberkati Sahrul menjadi suami abadi Ranti dan warga
tetap di kampung itu.
“Aku tak pernah
berniat untuk mengetahui apa yang dikhawatirkan istriku tentang jalan masuk
itu. Walaupun aku tahu jalan masuk itu apa dan dari mana, aku tak akan mungkin
mau meninggalkan kalian yang begitu memberiku kenikmatan hidup yang sangat
berarti seperti ini. Tapi, ya.... sudahlah. Bagaimanapun juga sekarang
keputusan Sang Ratu sudah keluar. Dan bulan purnama penuh tinggal beberapa hari
lagi. Lebih baik kita nikmati saja waktu yang tersisa ini” katanya seakan
pasrah dengan takdir yang sebenarnya tidak diketahuinya penyebabnya itu.
“Apa betul kamu tidak
tahu dan tidak ingin tahu tentang jalan masuk itu” tanya Ratih tiba-tiba yang
tentu saja membuat Sahrul sangat senang karena pancingannya mengena.
“Untuk apa? Dan kalaupun
aku tahu, aku tak akan mau kok meninggalkan kamu disini” jawabnya acuh namun
membuat Ratih menjadi penasaran untuk menceritakannya.
“Jalan masuk yang
selama ini kamu pikirkan itu adalah jalan dimana kamu pertama kali masuk ke
kampung ini dari kampung halamanmu sendiri” kata Ratih berusaha menjelaskan.
“Sudahlah. Tak ada
gunanya juga aku mengetahuinya. Karena selama ini aku hanya tahu kalau aku
orang sini” potong Sahrul . Sebenarnya dia sangat penasaran untuk
mengetahui kelanjutan dari keterangan Ratih.
Namun disadarinya kalau dia masih memiliki kesempatan beberapa hari ini untuk
mengorek keterangan dari mulut Ratih. Justru kalau dia menunjukkan
antusiasmenya pada jalan masuk itu akan membuat Ratih curiga dan tidak jadi menceritakannya.
Kali ini Sahrul harus benar-benar pandai memasang tak tik agar tanpa diminta
Ratih menceritakan seluruhny pada dia akan latar belakang dia sampai ke kampung
ini dan dari mana dia berasal kalau memang bukan dari kampung ini.
Benar saja. Kesabarana
Sahrul untuk mengetahui seluruh kisah yang menyebabkan dia berada di kampung itu
tanpa disadari telah meluncur dari mulut Ratih yang begitu terbuai oleh
kemesraan yang diberikan Sahrul. Tidak sedikitpun Ratih menyadari kalau dia
telah melanggar larangan suaminya dan Sang Ratu untuk tidak menceritakan kepada
Sahrul akan hanya jalan masuk itu. Karena Sahrul begitu meyakinkan tidak akan
terpengaruh dengan kenyataan masa lalunya itu yang menyebabkan Ratih tanpa
sadar menceritakannya. Tak terbayang sedikitpun olehnya hasil dari cerita itu
akan berbeda.
Dengan penuh cinta dan
kemesraan, Sahrul mengantarkan Ratih tertidur dalam dekapan kehangatan yang
diberikannya. Begitu dia yakin akan lelapnya tidur Ratih, Sahrul bergegas
meninggalkan rumah itu untuk menyusul Ranti dan Bandri yang diyakininya sedang
melakukan semedi yang bertujuan untuk menutup ingatannya akan kenangan masa
lalu dan jalan masuk itu. Sambil berjalan menuju jalan itu, pikiran Sahrul
terus menerus tertuju pada masa lalunya yang masih samar-samar. Diperasnya
terus otaknya untuk mengetahui ikhwal kampung halamannya yang menurut Ratih
melalui jalan masuk itu.
Sementara di jalan masuk yang dipikirkan
Sahrul itu, Ranti dan Bandri tengah sibuk melakukan semedi untuk menutup jalan
itu dari pikiran Sahrul. Tiba-tiba saja kedua anak beranak itu terkejut mendapatkan
kenyataan kalau jalan itu secara tiba-tiba terbuka lebar dan jauh diluar perkiraan
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar