Rabu, 22 Maret 2017

Penganten Rang Bunian ( Part 57)



“Aku tak ingin informasi yang dibocorkan melalui aku akan menjadi bumerang bagiku yang akhirnya menghilangkan hakku untuk memperoleh kenikmatan darimu” tolak Ratih ditengah kecemasannya akan ancaman kehilangan kesempatan bermesraan dengan Sahrul.
“Aku tidak meminta informasi itu secara cuma-cuma darimu. Setiap informasi yang kamu berikan akan aku ganti dengan pelayanan tambahan yang benar-benar membuatmu terbuai” pancing Sahrul. Apalagi dilihatnya Ratih hampir saja meregang untuk yang kesekian kalinya karena tak kuasa menahan gejolak birahinya yang mau keluar bersamaan dengan gerakan-gerakan erotis yang dilakukan Sahrul.

Demi mendengar bonus yang akan diterimanya berupa pelayanan seks dan kenikmatan yang lebih dari biasanya itu, secara spontan Ratih mencapai orgasmenya sehingga dengan regangan kuat ditubuhnya, dia meremas rambut Sahrul sampai tak beraturan lagi.
“Aku... aku keluar. Oh... baiklah. Aku akan memenuhi permintaanmu asal saja kamu menepati janjimu untuk memberikan kenikmatan puncak padaku seperti sekarang ini” jawab Ratih disela engahan nafasnya yang memburu.
Sahrul hanya tersenyum kecil melihat pancingannya kali ini berhasil. Apalagi dilihatnya Ratih begitu menikmati orgasmenya kali ini yang betul-betul membuat dia menerawang sampai ke langit. Untuk sementara, Sahrul tidak perlu merasa khawatir akan informasi yang  akan diterimanya menyangkut keberadaannya di mata Sang Ratu, Mayang atau Ranti yang selama ini selalu dirahasiakan terhadapnya.
Cerita-cerita yang didengar Sahrul dari Ratih tentang siapa dirinya sebenarnya, kendati tidak diperhatikannya, namun telah membuat Sahrul semakin lama semakin berpikir tentang siapa dirinya sebenarnya. Tidak pernah terpikir olehnya kenapa dia sampai disini, dan dari mana awal mula dia kenal dan menetap di kampung itu.
Lama berpikir tentang keadaan dikampung halamannya, membuat Sahrul semakin lama semakin sadar bahwa berbagai keanehan telah dan sedang dilakukannya. Baru dia ingat kalau selama ini di kampung halamannya tidak pernah berlaku hukum yang didasarkan pada keputusan penguasa semata. Bahkan di kampung halamannya selama ini dia tidak pernah mengetahui adanya jabatan dengan kekuasaan besar sebagaimana halnya yang dimiliki oleh Sang Ratu. Tidak hanya memiliki kekuasaan untuk memimpin kaumnya, Sang Ratu juga dilihatnya memiliki pengaruh yang membuat dia dijadikan sesembahan kaum yang tinggal di kampung itu, sedang di kampung Lubuk Pisang sendiri yang diketahuinya selama ini dan baru saja disadarinya jabatan yang cukup disegani hanyalah jabatan Datuk dan Wali Nagari. Itupun bukan berarti mereka berhak menentukan hidup mati anak kemenakan dan kaumnya. Kendati jabatan mereka tinggi, Datuk dan Wali Nagari yang dipilih berdasarkan kesepakatan adat atau pemilihan, biasanya bersikap demokratis dan dapat dibantah kalau memang dirasa tidak sesuai dengan kaidah dan aturan adat di Kampung Lubuk Pisang. Sedang kekuasaan yang dimiliki Sang Ratu seakan tidak terbatas dan dianggap sebagai dewa yang memiliki hak untuk menentukan baik buruk, hidup mati dan hitam putihnya nasib warganya di Kampung Lubuk Lungun.
Keganjilan lain yang mulai dirasakan Sahrul adalah kenyataan kalau dirinya selama ini hanya bertugas memuaskan nafsu birahi para wanita cantik di kampung itu, baik itu Ranti selaku istrinya sendiri, Sang Ratu sebagai wujud pengabdiannya, Mayang sebagai bonus dari pengabdian itu dan terakhir hak untuk mendapatkan kenikmatan juga diperoleh Ratih yang nyata-nyata adalah mertuanya sendiri. Semakin dipikirkannya, kepala Sahrul semakin pusing. Bahkan dia merasa geli sendiri membayangkan kalau selama ini dia selalu dijadikan pemuas nafsu birahi para wanita itu. Tidak ada istilah malu kepada orang lain di kaum itu yang harus dirasakannya.
Dirunutnya kembali, kalau selama ini dia juga sebenarnya memiliki anak yang banyak. Baik itu dari Ranti, istrinya sendiri, Sang Ratu, Mayang bahkan dari Ratihpun dia sebenarnya memiliki anak. Hanya saja selama ini dia tidak pernah peduli akan keadaan anak-anaknya dari empat ibu cantik itu. Tidak pernah pula diperhatikannya kemana anak-anaknya dan sudah sebesar-besar apa mereka sekarang. Tidak adanya kepedulian Sahrul selama ini kepada anak-anaknya semata-mata disebabkan pengaruh rangsangan birahi yang selalu dirasakannya yang membuat dia setiap hari hanya memikirkan bagaimana caranya mencapai kenikmatan yang prima tanpa memikirkan apa yang harus dikerjakannya untuk membiayai keluarganya dan untuk masa depan anak-anaknya. Memang selama ini dia selalu memperoleh makanan yang disediakan oleh istrinya, tetapi tidak pernah sedikitpun dia bertanya dari mana makanan itu dan kenapa istrinya tidak pernah menuntut biaya untuk keperluan rumah tangga mereka. Yang ada dibenaknya selama ini hanyalah masalah-masalah seks dan pemuasan birahi tanpa memikirkan kebutuhan hidup. Apalagi selama ini baik istri maupun mertuanya tidak pernah mengeluhkan biaya hidup mereka. Apalagi selama ini mertuanya juga ikut menyibukkan dirinya dalam mencapai puncak kenikmatan hidup. Lama memikirkan keganjilan-keganjilan yang dialami di kampung itu membuat Sahrul semakin ingat akan kampung halamannya. Apalagi setiap keganjilan yang mulai disadarinya gitu dirasakannya, bayangan kehidupan dikampung halamannya yang jelas-jelas kontradiktif semakin jelas dalam ingatannya. Namun untuk memperlihatkan keheranannya atas keganjilan-keganjilan itu tidak memungkinkan bagi Sahrul. Bagaimanapun juga dia harus bersikap wajar dan seakan tidak memikirkan sesuatu agar orang-orang disekitarnya tidak mencurigainya. Minimal sampai dia benar-benar yakin akan keputusan yang harus diambilnya, apakah akan pulang ke kampung halamannya atau akan memilih untuk menetap di kampung itu.
Lambat laun, kejanggalan dalam menjalani hidup yang dialaminya membuat Sahrul semakin mengerti akan hal-hal  yang mulai dianggapnya bertolak belakang dengan kondisi dan aturan hidup di kampung halamannya. Alangkah terbuainya hidupnya selama ini dalam kenikmatan yang tak habis-habisnya sehingga dia tidak pernah berpikir kalau dia memiliki anak yang banyak dari keempat wanita itu, yang entah kapan melahirkan dan membesarkan anak, yang jelas selalu siap untuk melayani permainan Sahrul setelah persalinan mereka.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar